Senin, 18 Juli 2011

Sedekah Rukun Desa Brantaksekarjati Jepara

Wayangan dalam rangka sedekah rukun, Petinggi Desa Muzaidi,BA ( Inzet )
JEPARA Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa_jasa para pahlawannya,warga yang baik adalah warga yang dapat menjaga kemajemukan dalam menjaga kerukunan ,serta keberagaman adalah anugerah yang meski perlu disyukuri;hal inilah yang mengilhami kades kharismatik H.Muzaidi BA ,Kades Brantaksekarjati,welahan,Jepara bersama warga masyarakat mengadakan acara sedekah rukun dengan menggelar pertunjunkan wayang kulit semalam suntuk bersama ki dalang Junaidi dari Mlonggo,Pakisaji,Jepara. Mengambil sebuah lakon Wahyu jati waseso,dengan harapan mengenang jasa cikal bakal desa brantaksekarjati yakni Sentono Ratu dan Mbah Suro.
Adalah Sentono Ratu dan Mbah Suro yang mula sekali menginjakkan kaki dibumi brantaksekarjati,dimana sebelumnya kawasan ini sebelumnya adalah kawasan hutan belantara yang tak berpenghuni.beliau babat alas dari awal hingga melahirkan keturunan dan berdomisili terkait dengan acara sedekah rukun desa i ni petinggi mengajak kepada warganya untuk guyup rukun membangun desa brantaksekarjati kea rah yang lebih baik;menjaga kerukunan,kebersamaan dalam keberagaman serta menjaga iklim yang kondusif agar terciptaPembangunan kedepan yang lebih baik.
Bukan Cuma isapan jempol semata dalam kurun waktu 18 th kepemimpinan kades kharismatik Muzaidi,pembangunan desa brantaksekarjati telah mengalami perubahan yang signifikan,baek pembangunan infrastruktur maupun peningkatan taraf hidup masyarakat desa tersebut mengalami banyak peningkatan.pembangunan jembatan yang menghubungkan antar desa yang biayanya mencapai ratusan juta telah berdiri kokoh,stadion mini Gelora bumi Brantaksekarjati,pasar desa yang kini tengah menunggu rampung realisasinya, yang tak kalah membanggakan adalah trotoar desa di depan sepanjang depan balai desa setempat yang beralaskan keramik……….hingga terkesan mewah dan megah.
“ Antusiasme warga masyarakat dalam kebersamaan sedekah rukun ini tak terlepas dari peran serta masyarakat,tokoh masyarakat,serta para ulama,”kata mbah Pidi tokoh ulama muda setempat.
‘Kita berusaha melestarikan budaya bangsa ini agar dapat menumbuhkembangkan kecintaan di hati genenerasi muda sekarang ini untuk llebih mencintai warisan budaya dari nenek moyang pendiri negeri ini.,kalo tidak kita sendiri yang nguri nguri budaya sendiri,sipa lagi mas,….? “Kata Sekdes Asnari setengah bertanya pada wartawan.
Malam itu hampir seluruh warga masyarakat desa tumpah-ruah memadati balaidesa setempat,masyarakatpun lurup dalam menikmati kisah yang di usung ki dalaang Junaidi ,massa kian merangsek kedepan manakala dalam goro-goro tampilan sosok pelawak yang mirip gogon srimulat mengocok perut pengunjung dengan banyolan-banyolan yang menghibur.
Yang bias kita petik dari acara ini adalah arti sebuah kebersamaan,keberagaman dapat tercipta kerukunan dalam kegotong-royongan menuju kemakmuran yang kita damba bersama { Joko Sulistiyo }