Setelah usaha yang digeluti selama ini –seperti usaha rokok- kurang memberikan nilai tambah, masyarakat Desa Brantaksekarjati, Welahan, Jepara, khususnya yang tergabung dalam kelompok ”sekarjaya”, mulai menekuni usaha dengan memanfaatkan limbah kulit. Untuk itu Dinas Perindustrian dan Perdagangan bekerjasama dengan Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) Jepara menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan dengan memanfaatkan kembali limbah kulit di Balai Desa Brantaksekarjati. Diklat yang diikuti oleh 40 peserta itu ditindaklanjuti dengan studi banding ke pusat pengrajin Home Industri Kerajinan Kulit di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Rombongan diterima langsung di Pendopo Rumah Dinas Bupati Garut. Bupati Aceng HM Fikri S.Ag sangat berharap kedepan dapat dibangun hubungan yang lebih erat lagi dan saling menguntungkan.
Di Garut banyak tersedia limbah kulit yang bisa dimanfaatkan oleh pengrajin Jepara. Di lain pihak Jepara dapat memasok kulit mentah Sapi Jawa yang diyakini mutunya terbaik jika dimanfaatkan untuk jaket kulit. Jaket kulit adalah produk khas Kabupaten Garut atau tepatnya wilayah Sukaregang.
Melalui studi banding yang merupakan akhir kegiatan pelatihan ini para Pengrajin pemula Jepara dapat belajar secara langsung sekaligus praktek lapangan. Di samping itu juga pengalaman telah didapatkan berkaitan dengan teknologi penyamakan dengan memakai mesin. Mesin penyamakan (menipiskan kulit), produksi cina yang harganya sekitar Rp. 7 juta ini direncanakan akan diusahakan oleh Pemkab melalui Disperindag. (Setyabudiana)